Piala Itupun Beum Saatnya Didapat
Walaupun tidak sesakit waktu kalah adu penalti ketika pinal piala ASEN, tetap saja kekalahan 2 0 dari brunai menjadi kesedihan yang terus diterima apalagi sebelumnya timnas kita dicukur habis oleh Bahrai sepuluh gol tanpa balas. Tentu saja kekalahan demi kekalahan yang didapat membuat kita kecewa, bukan karena kekalahannya dimana kalah dalam sepak bola adalah sesuatu yang wajar dan harus tetap diterima dengan lapang dada dan penuh bangga pastinya.
Kekecewaan itu sendiri hadir karena melihat kondisi sepakbola kita yang sedang kacau, khususnya kepengurusan yang terberai dan saling menjatuhkan satu sama lain. Tentu saja kekacauan yang ada berdampak signifikan pada pesepakbolaam kita, bahkan kekalahan yang terjadi bukan karena kita harus kalah tetapi dikarenakan kondisi diluar lapangan, sangat disayangkan PSSI yang seharusnya menjadi organisasi yang mengatur untuk menjadikan timnas yang benar-benar maksimal, justru mereka hanya memilih orang yang terbaik dari golongan tertentu dan mengesampingkan yang lain padahal kita semua adalah orang Indonesia.
Apalagi pemain bukanlah orang yang harus disalahkan, tidak ada pilihan bagi mereka ketika tim yang mereka bela tidak sejalan dengan PSSI. Mereka hanya pemain yang terikat dengan kontrak dan mereka hanya bermain sebaaik mungkin dan sebisa mungkin, dan tentu saja mereka masih warga negara Indonesia sehingga seharusnya mereka masih layak membela timnas jika mereka adalah orang terbaik dalam sepakbola.
Menurut saya ego individu dan kelompok yang saat ini sangat menonjol di Negara kita dihilangkan, itu justru menghancurkan kita sendiri. Politik meungkin penting, tetapi buatlah politik itu menjadi sesuatu yang membangun negara bukan justru menjadi penghancur negara dari dalam. Sebagai rakyat saya hanya berharap, berdoa dan terus mendukung timnas sehingga timnas kita mampu menjadi yang terbaik di ASIA atau bahkan dunia. Masalah kepengurusan itu urusan orang yang punya kewajiban dan kekuatan disana, dan kekuatan yang dipunya harus mampu membawa persepakbolaan kita makin maju.
Kekecewaan itu sendiri hadir karena melihat kondisi sepakbola kita yang sedang kacau, khususnya kepengurusan yang terberai dan saling menjatuhkan satu sama lain. Tentu saja kekacauan yang ada berdampak signifikan pada pesepakbolaam kita, bahkan kekalahan yang terjadi bukan karena kita harus kalah tetapi dikarenakan kondisi diluar lapangan, sangat disayangkan PSSI yang seharusnya menjadi organisasi yang mengatur untuk menjadikan timnas yang benar-benar maksimal, justru mereka hanya memilih orang yang terbaik dari golongan tertentu dan mengesampingkan yang lain padahal kita semua adalah orang Indonesia.
Apalagi pemain bukanlah orang yang harus disalahkan, tidak ada pilihan bagi mereka ketika tim yang mereka bela tidak sejalan dengan PSSI. Mereka hanya pemain yang terikat dengan kontrak dan mereka hanya bermain sebaaik mungkin dan sebisa mungkin, dan tentu saja mereka masih warga negara Indonesia sehingga seharusnya mereka masih layak membela timnas jika mereka adalah orang terbaik dalam sepakbola.
Menurut saya ego individu dan kelompok yang saat ini sangat menonjol di Negara kita dihilangkan, itu justru menghancurkan kita sendiri. Politik meungkin penting, tetapi buatlah politik itu menjadi sesuatu yang membangun negara bukan justru menjadi penghancur negara dari dalam. Sebagai rakyat saya hanya berharap, berdoa dan terus mendukung timnas sehingga timnas kita mampu menjadi yang terbaik di ASIA atau bahkan dunia. Masalah kepengurusan itu urusan orang yang punya kewajiban dan kekuatan disana, dan kekuatan yang dipunya harus mampu membawa persepakbolaan kita makin maju.
Komentar
Posting Komentar