MENGATASI TERROR ILMU, JABATAN DAN KEKAYAAN
Oleh: M. Kurkhi
Ketika seorang remaja melakukan bunuh diri, semua merasakan dampaknya. Anggota keluarga, teman, tetangga, malaikat, jin dan terkadang seseorang yang tidak begitu mengenal remaja tersebut, mungkin akan merasakan kehilangan, bingung, merasa bersalah, dan perasaan andai saja mereka dapat berbuat sesuatu untuk mencegah remaja itu melakukan bunuh diri.
Cerita ini diwajibkan kepada semua yang masih hidup, yang mau bunuh diri dan wabilkhusus bagi yang mengetahui disekeliling anda terdapat remaja dengan ciri-ciri sbb:
- Berbicara mengenai kematian atau bunuh diri secara umum.
- Berbicara untuk "pergj".
- Berbicara tentang perasaan tidak memiliki harapan atau perasaan bersalah.
- Menarik diri dari teman atau keluarga.
- Kehilangan keinginan untuk mengambil bagian dalam hal yang disukainya.
- Memiliki masalah konsentrasi atau berpikir secara jernih.
- Mengalami perubahan dalam pola makan dan tidur.
- Memiliki kebiasaan merusak diri (seperti merokok tanpa jeda, mabuk-mabukan, menggunakan narkoba, kebut- kebutan).
Sekilas Tokoh-tokoh dalam cerita ini:
- B-No
- Seorang Pemuda
- Mr. K-Bo
- Acun
- Saya
- dll
MENGATASI TERROR ILMU, JABATAN DAN KEKAYAAN
Siang hari sehabis solat jum’at, yang masih dalam suasana yang hening, tenang dan penuh khikmat tiba-tiba,
“Anji*g lo semua…….
Teriak seseoarang yang sedang berdiri di teras masjid sebuah Universitas Islam di Jakarta yang katanya mau jadi universitas yang world class university itu. Sontak semua orang yang sedang beribadah terkaget dan tercengang oleh suara itu dan mereka menengok ke arah dimana suara itu berasal, termasuk diantaranya saya, dan ternyata teriakan itu berasal dari seorang anak muda.
Dengan berbisik, Saya berkata kepada seorang teman saya yang berinisial B-No.
“Teriakan “anji*g lo semua” itu bukan karena dia sedang berantem, melainkan menurut indra ke-6 saya, anak muda ingusan itu berteriak karena dia diliputi rasa bingung, cemas akan berbagai hal, dan tekanan yang mengoncang jiwanya,”
“Yang bener aja lo..,” kata B-No.
“pasti bener lah prediksi saya…,wong saya tuh udah 3 tahun menimba ilmu kanuragan di padepokan MBAH DJENENG, 3 tahun kurang 1 hari di Pesantren AL-KHIKMAH Mereng-Warungpring yang terkenal dengan ilmu kejiwaanya dan beberapa hari berguru dengan Mr. Ibnu Ubaidillah dari Cirebon, seorang guru besar ilmu magic.
Padahal dalam hati saya berbisik “ kayaknya sih …., hehehe…”.
Kalo ga percaya, mendingan kita tanya saja pemuda itu,” kata saya lagi.
Karena kita penasaran, sehingga dengan langkah semangat, saya dan B-No mendekati anak muda itu.
B-No dengan sedikit ragu-ragu memegang pundak pemuda itu, dan mulai menyapa.
“bro…..
pemuda itu menoleh lemas dengan muka yang suram. Kemudia B-No pun tanpa basa-basi langsung menanyakan kepada pemuda itu.
“ bro kenapa lo tadi berteriak “Anji*g lo semua” keras banget, ga tau apa, kalo ini di masjid?
Pemuda itu bukannya menjawab pertanyaan B-No tapi dia malah menangis sambil bercerita.
Katanya: “ hai kawan, ana (bahasa Arab, artinya “saya” dalam bahasa Indonesia ) sedang sedih.
“Sedih kenapa? ” kata B-No.
“ana seorang mahasiswa, tapi ana juga bingung apa benar ana seorang mahasiswa, sedangkan anaga ada gunanaya, jangankan bagi agama, nusa, bangsa, dan orang tua, bagi diri sendiripun ana tidak ada gunanya. Salah satu masalahnya, sekarang saja ana sudah semester ( …. + … ) tapi belum selesai juga kuliah, ana bingung apa ana harus ngluarin duit diatas 30 juta buat beli ijazah sedangkan buat bayar kuliah aja harus cari sana-sini”, kata pemuda itu sambil memegang kepalanya yang agak botak karena mikirin nasibnya yang lucu itu.
“ ini mah rupanya mahasiswa yang putus asa”, bisik saya dalam hati.
Dengan menyingsingkan lengan baju, sayapun merangkulnya dan mencoba menenangkan hati pemuda itu.
Sob, tak usahlah, kamu sedih dan kecil hati kaya gitu, semuanya akan baik-baik saja”, kata saya menghibur.
“Gini sob ada sebuah cerita nyata nih yang mungkin bisa mengurangi sedikit rasa sedih dan rasa kecil hati kamu, begini ceritanya:
Di kampung kelahiran saya namanya desa LMB.
Sebelum saya melanjutkan ceritanya, pemuda itu bertanya, “ apa itu desa LMB?
“LMB itu Lembasari, itu kampung yang membingungkan pokoknya…..(termasuk di sana yang nulis cerita ini (membingungkan), hehe……bagai mana, dilanjut coy? Ok !).
“Dah… pokonya jangan banyak Tanya, dengerin aja nih ceritanya…!!
Di desa LMB itu, ada seorang petani yang berdo’a siang-malam, bahkan dia nekat pergi ke pawang hujan terkenal (saya tidak menyebutkan inisialnya, takut disantet) agar supaya musim hujan datang tepat waktu, dan petani bisa panen raya. Sebab petani mau mengirim anaknya ke kampus ternama untuk menjadi seorang dokter. Begitu juga dengan istri petani itu, dia pun membanting tulang untuk cadangan bilamana panen pak tani tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sampai pada akhirnya musim hujan pun datang tepat waktu dan hasil panen pak tani itu bisa dibilang cukup, bahkan mungkin lebih (seribu mungkin lebihnya). Sang petani pun akhirnya berhasil memasukan anaknya di perguruan tinggi tenama. kalo ga salah di Universitas Gajah Mengkureb (UGM). Tapi…….emmm……
“ tapi apa mas?, tanya pemuda tadi.
Tapi dia gagal menjadi Dokter, keburu mbuntingin anak orang … karena pertengahan semester ke-5 dia kegoda cewek koskosan sebelah yang sexy, katanya sih kalo liat dia kepalanya mendadak pusing, kelimpungan gitu...
Mendengar itu pemuda disebelah saya dan teman saya B-No ketawa kwenceng..(kwakwakwkwkwkwkw….).
Gimana dilanjut ga nih ceritanya?” kata saya.
“lanjut……….,” kata pemuda itu dan teman saya B-No. (sambil mereka menahan tawanya)
Akhirnya anak petani pun terpaksa meneruskan perjuangan ayahnya sebagai petani. Dan sekarang ini dia sudah menjadi konglomerat, kalo boleh dibilang sih dia juragan beras tersukses se-pulau Jawa, sampai-sampai dia mendirikan RS (baca Rumah Sakit) dan tentunya memperkerjakan banyak dokter.
Kalo dia jadi dokter mungkin dia ga bisa mendirikan RS kali…
wah bener-bener kisah nyata yang hebat, ga jadi dokter ternyata bukan sebuah masalah untuk jadi sukses dan bermanfaat” kata sang pemuda (mahasiswa semester uzur tadi).
Dalam hati, saya berakata, “emmm…bohong nih gw, padahal cerita tadi yang sebenarnya anak petani itu jadi petani biasa bukan jadi konglomerat”hehehe……
Eh ia nih, saya lupa nyebutin nama anak petani itu, kalo ga salah namanya…. Siswanto Bin Yanto (SBY).
Tiba-tiba di samping saya muncul pria berwajah seram dengan mengenakan jubah putih dan berjenggot dia mengaku bernama Mr.K-Bo, rupanya dia mendengarkan cerita saya tadi. Dia langsung berkata kepada saya, “ hei…anak ingusan, Cerita kamu tuh ga berbobot, bagai mana kata akhirat(baca dunia)?
“loh ko panjenengan (bahasa jawa, artinya “anda” dalam bahasa Indonesia) tau ?”
“ya iyalah….. gw-kan masih keturunan yang ke-100 dari Sunan Gunung Merapi, hehe…
Mr. K-Bo-pun melanjutkan ocehannya “gw-kan juga punya indra ke-7, dan gw juga 9 tahun belajar ilmu kanuragan di padepokan MA-EROTH dan 6 tahun di pondok GA-RHOTAN yang terkenal dengan praktek budidaya wanitanya, Dari pada dengerin bocah ingusan tadi bercerita, Mendingan dengerin cerita gw aja, begini ceritanya:
Ada seorang pemuda bernama ACUN dia memperhatikan seorang guru gwateng di acara sebuah stasiun TV swasta, kalo tidak salah namanya take him out Indonesia. Dalam acara realty showtersebut ga ada seorangpun cewek yang memilih untuk menjadi pasangan guru gwanteng tersebut, ACUN-pun berandai-andai “bagaimana kalo saya yang ikut realty show itu, sudah tampang pas-pasan, miskin, dan lumayan bego pula (IPK=2,33) wah pasti gw langsung ditendang dari panggung nih.
Kemudian ACUN mencoba menghibur dirinya sendiri sambil berkata:
- “emmmm…..biar muka pas-pasan (sebenarnya jelek sih, tapi bahasanya diperhalus) kaya gini, yang penting hati gw sebaik malaikat (mengelak, cari alesan dll.). Emmm…tapi kalo dipikir-pikir lagi, apa hubungannya muka pas-pasan dengan hatinya sebaik malaikat, meski hatinya baik tapi orang kan akan tetap menilai orang lain dengan rupa fisiknya cause hatinya kan ga kelihatan?? Ya udah deh… jelek ya jelek aja ah, ga usah cari-cari alesan yang penting hatinya seperti malaikat kaya tadi, ngapusi arane kwe….
- “Miskin, tapi biarpun miskin yang penting kaya hati hehehe….(ngeles, mengelak, mencari kambing hitam, mencari aman dsb.) tapi kata guru ekonomi gw alat tukar-menukar atau transaksi itu benda (barang) dan uang??, jadi percuma aja gw kaya hati kalo ga kaya materi, emmm…..mending miskin akui miskin aja, ga usah membela diri dengan kata-kata yang penting hatinya kaya.
- Ini yang terakhir siap-siap ya…! “Biarin orang ngomong gw bego yang penting gw kan ga nipu orang (mengelak, menangkis, membela diri, dan yg lain cari sendiri), tapi di dunia pendidikan yang mendapat beasiswa haya yang pinter bukan orang yang ga menipu (baca jujur). Seperti nasib gw yang IPKnya 2,33 pasti ga dapet lah, karena kalo dapet pasti buat makan (nyambung hidup), makanya orang seperti saya dapetnya raskin sama JPS (baca “jangan pake sesukaya”) kata para pejabat asu. Eh gw lupa nih si-Gayus pinter tuh… dia kuliahnya kan gratis di STAN atau Sekolah Tinggi Angkutan Negara (“pantesan nih bocah IPKnya 2,33 kepanjangan STAN aja salah , STAN itu: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, bukan Angkutan Negara, hahaha….”)
Jadi, anak muda,
Terimalah dengan iklas keadaan yang diberikan kepada kamu, suatu kehendak yang diberikan Tuhan itu karena factor X (factor rahasia tuhan), kita terkadang tidak terima dengan keadaan yang diberikan Tuhan, karena kita hanya tahu 1 + 1 = 2, tapi ingatlah tuhan Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak, jadi jangan berkecil hati ya!!! Siapa tahu kamu masuk neraka firdaus, dan para pejabat masuk surga jahanam….
Dan Tuhan lebih dekat sama mahasiswa semester akhir (haha…..taubat ndean kyeh….)
BERSAMBUNG….
masih perlu polesan...
BalasHapusiya bener, ngomong-ngomong lanjtannya mana, dahlama mask gak ampe selesai nie ceritanya..
Hapus