Denda PSSI Untuk Club sepak Bola Tidak Pantas Untuk Dilakukan
Kisruh PSSI menuju babak baru dimana perang antara petinggi yang mengaku membela kepentingan sepak bola Nasional mulai saling menyerang lawannya. Para petinggi yang berada diluar PSSI mulai menekan untuk dilakukan statuta PSSI untuk yang kedua kalinya, sedangkan kubu PSSI tidak mau kalah mereka mulai mengeluarkan sanksi yang harus diterima oleh club-club yang keluar dari Liga yang dikelola PSSI. Seperti degradasi dan denda yang harus diterima oleh klub.
Degradasi mungkin hal yang bisa diterima jika sebuah klub telah melakukan kesalaha, tetapi denda untuk sebuah klub dengan nilai yang besar tidak pantas untuk diberikan buat klub. Dimana saat ini klub-klub sepak bola yang ada sedang dalam keadaan yng kurang baik dari segi keuangan dengan adanya larangn penggunaan APBD, seharusnya PSSI bisa mencari hukuman yang lain yang tidak membuat klub menjadi tambah sulit dari segi keuangan, sehingga klub tidak harus meminta dana dari politikus dan mampu membiayai aggarannya dari pendapatan mereka.
Sebagaimana diketahui sebuah klub tidak boleh dibiayai oleh APBD dimana pada tahun sebelumnya klub sangat tergantung dengan APBD dan termasuk memakan biaya daerah yang sangat besar, padahal masih banyak hal yang harus dibiayai untuk membangun sebuah daerah yang lebih penting. Seperti sarana pendidikan dan kesehatan yang masih kurang pada suatu daerah.
Peraturan larangan menggunakan APBD untuk klub sendiri bukan hal yang tidak baik walaupun hal itu akan menylitkan beberapa klub yang terbiasa dengan APBD dimana seharusnya sebuah klub bisa mandiri dan mendapatkan pendapatan dari segi iklan, sponsor maupun tiket itu sendiri, dimana sebelumnya hal itu sangat jarang diperhatikan oleh sebuah klub, karena mereka merasa hal itu tidak penting dikarenakan adanya anggaran APBD yang masuk klub.
Peraturan larangan menggunakan APBD untuk klub sendiri bukan hal yang tidak baik walaupun hal itu akan menylitkan beberapa klub yang terbiasa dengan APBD dimana seharusnya sebuah klub bisa mandiri dan mendapatkan pendapatan dari segi iklan, sponsor maupun tiket itu sendiri, dimana sebelumnya hal itu sangat jarang diperhatikan oleh sebuah klub, karena mereka merasa hal itu tidak penting dikarenakan adanya anggaran APBD yang masuk klub.
Komentar
Posting Komentar