Valuasi Jumbo Startup Indonesia

Lihat nilai valuasi starup jadi ngeri sendiri, sekarang sudah banyak yang bernilai fantastis. Gojek sebagai  startup yang memiliki valusai lebih dari 140 triliun, menjadi yang terbesar yang ada di Indonesia.

Nilai Valuasi gojek tersebut lebih dari sepuluh kali nilai valusai perusahaan Garuda Indonesia. Padahal kalau dinilai dari aset gojek kalah jauh dari Garuda Indonesia.

Nilai valuasi gojek tersebut juga mengalahkan nilai seluruh saham gudang garam yang tercatat di bursa saham Indonesia yang nilainya kurang lebih 105 triliun. 

Bayangkan sebuah perusahaan startup yang baru berdiri beberapa tahun belakangan mampu diatas nilai saham perusahaan yang sudah puluhan tahun berdiri.

Nilai valuasi startup saat ini hampir sebanding dengan nilai valuasi perusahaan yang ada di bursa saham, bahkan sudah berada diatasnya. Walau begitu menurut saya Nilai valuasi besar startup bukan nilai asli dari startup itu sendiri.

Bakar Uang Masuk Valuasi

Sepertinya Uang yang dibakar oleh startup masih dihitung kedalam valuasinya, biar bagaimanapun uang yang dibakar adalah uang investor. Contohnya gojek yang nilai valuasinya lebih dari 140 triliun, sebagian besar nilai tersebut adalah nilai uang investor yang sudah didapat oleh gojek, yang sebagian besar sudah habis dibakar.

Nilai uang yang dibakar masih masuk valuasi karena biar bagaimanapun itu modal investor, ketika investor baru masuk nilai tersebut harus bisa masuk dalam perhitungkan posisi nilai saham yang didapat.

Uang yang dibakar sendiri sudah tidak bernilai dalam artian sulit untuk dikembalikan, satu-satunya cara mengembalikannya adalah dengan mendapatkan untung yang entah kapan bisa kembali.

Biar Buntung yang Penting Investor Tertarik

Sebagian besar startup masih belum mendapatkan laba, bahkan masih melakukan bakar uang. Dengan begitu startup masih merugi bahkan menghamburkan uang buat promosi.

Nilai valuasi yang besar hanya untuk menentukan komposisi nilai saham yang didapat ketika ada dana baru dari investor. Perusahaan Ventura manjadi satu-satunya pemasukan buat startup yang masih bakar uang.

Investor sendiri sepertinya lebih memilih bergabung dengan startup yang ada dibanding membangun startup baru walau mungkin komposisi saham yang didapat sangat kecil dengan biaya yang besar. 

Indonesia sendiri memiliki pangsa pasar yang besar, menurut saya startup yang sudah memilki nilai valuasi yang besar akan terus mencari investor baru untuk menyuntikan dananya. 

Dan selama investor percaya startup akan terus bakar uang dan niai valuasinya juga semakin besar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagi Koalisi - koalisian

Auto Generate Content

Menggugat Operator Seluler