Indonesia Malaysia Serumpun Tapi Tak Akur
Indonesia dan malaysia adalah negara yang memilki kesamaan dari segi budaya dan bahasa, hal ini wajar karena mereka saling bertetanggaan, banyak mempunyai kesamaan tidak membuat hubungan kedua negara akur, banyak konflik yang terjadi diantar mereka hal ini sudah terjadi semenjak awal kemerdekaan kedua Negara.
Banyak hal yang menjadi lahan rebutan diantara mereka mulai dari batas wilayah, budaya, Seni dan yang tidak kalah besarnya adalah persaingan pada ajang olahraga, dimana ketika mereka bertemu pada pertandingan olah raga apa saja maka tensi dan persingan yang tinggi akan terjadi.
Awal pertikaian antara Indonesia dan malaysia terjadi pada masa orde lama dimana Indonesia menuding malaysia mengklaim sebagian tanah Indonesia, bahkan presiden pertama waktu itu bung Karno menyiapkan pasukan yang terdiri dari masyarakat biasa dan tentara Indonesia untuk menghadapai malaysia jika terjadi hal yang tidak diinginkan. "ganyang malysia" sendir dipolulerkan oleh presiden pertama kita dimana dia sering menyebutkan kata-kata tersebut ketika sedang berpidato mengenai konflik dengan malaysia.
Pada masa orde baru konflik yang terjadi antar dua negara cenderung menurun hal ini mungkin dikarenakan Indonesia meninggalkan malaysia dalam segala hal mulai dari ekonomi, politik, militer sampai bidang olah raga dimana pada waktu itu Indonesia bukan hanya berjaya dalam kawasan asia pasifik tetapi juga kawasan Asia bahkan dunia, sehingga indonesia sendiri mendapatkan julukan "Macan Asia". Malaysia sendiri pada masa itu tidak bisa menyaingi Indonesia dan tentu saja tidak berani lagi untuk mengklaim atau mencuri apa saja dari Indonesia.
Krisis tahun 1997 berdampak pada kedaan Indonesia, perekonomian runtuh, politik menjadi kacau, penguasa dan militer runtuh. Indonesia harus mulai dari awal berharap perubahan yang terjadi membuat Indonesia lebih baik. Keadaan ini tidak terjadi pada Malaysia mereka lebih kuat terhadap krisis internasional yang terjadi. Hal tersebut membuat kita berada dibawah malaysia dalam semua hal, keadaan tersebut membuat mereka berani untuk mengklaim dan mencuri lagi dari Indonesia.
Mereka mulai berani mengkalim pulau-pulau diperbatasan, budaya milik Indonesia dan sebagainya, para petinggi Negar Indonesia sendiri seperti kerbau yang dicucuk hidungnya tidak mempunyai kekuatan dan terikat tanpa bisa berbuat banyak.
Komentar
Posting Komentar